TpOoGSY6TSz6GfM6TSGiGSAp

Slider

Menyelami Kekayaan Budaya Suku Buol - Sulawesi Tengah: Tradisi, Kuliner, dan Keindahan Alamnya


BuolPedia - Mengenal Suku Buol: Tradisi, Geografi, dan Kuliner Khas Kabupaten Buol

Geografis


Letak geografis Kabupaten Buol pada lengan utara Pulau Sulawesi
@wikipedia
Kabupaten Buol di Sulawesi Tengah adalah rumah bagi Suku Buol, salah satu suku asli Indonesia yang kaya akan tradisi dan budaya.

Terletak di lengan utara Pulau Sulawesi, wilayah ini membentang dari Lakuan di barat hingga Umu Paleleh di timur.

Secara geografis, Kabupaten Buol berada pada koordinat:
  •  0°35' – 1°20' Lintang Utara, dan 
  • 120°00' – 122°09' Bujur Timur.


Dengan Laut Sulawesi di utara, kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Gorontalo di timur dan selatan, Tolitoli di barat, serta Parigi Moutong di barat daya.


Sejarah Nama Buol

Nama “Buol” berasal dari istilah “Bwuolyo,” yang diturunkan dari kata “Bwulya” atau “buih.”



Pada masa kolonial, orang Belanda mengubahnya menjadi “Bwool,” yang kemudian berkembang menjadi “Boel” sebelum akhirnya disesuaikan dengan ejaan modern menjadi “Buol.”


Persebaran dan Kehidupan Suku Buol

Suku Buol, sebagai penduduk asli Kabupaten Buol, saat ini telah tersebar pada 11 kecamatan yang ada yaitu:

Peta administrasi Kabupaten Buol saat ini
diolah dari: https://sulteng.bpk.go.id/peta-administrasi-kabupaten-buol/
  1. Momunu
  2. Lakea
  3. Bokat
  4. Bunobogu
  5. Paleleh
  6. Biau
  7. Tiloan
  8. Bukal
  9. Gadung
  10. Karamat
  11. Paleleh Barat

Dulunya, Kabupaten Buol hanya terdiri dari lima kecamatan, yaitu Momunu, Bokat, Bunobogu, Paleleh, dan Biau. Perkembangan administratif memperluas wilayah ini, mencerminkan pertumbuhan masyarakatnya.


Warisan Kerajaan Buol

Kabupaten Buol memiliki sejarah panjang sebagai bekas wilayah Kerajaan Buol, yang berdiri sejak abad ke-13. Pemerintahan kerajaan ini terdiri dari empat unsur utama:

  • Taa Bwurligan: Raja atau pemimpin.
  • Taa Mogutu bwu bwulrigon: Pembuat peraturan atau “Bokidu.”
  • Taa Momulrigu bwu bwulrigon: Rakyat yang menopang pemerintahan.
  • Taa Momayungo bwu bwulrigon: Penegak hukum.


Pengaruh Iklim dan Alam

Meski tidak langsung berbatasan dengan Laut Sulawesi, masyarakat Buol merasakan pengaruh laut dalam perputaran musim tropis yang memengaruhi kehidupan mereka.

Kondisi ini juga mendukung keberagaman hayati dan tradisi lokal.


Kekayaan Seni dan Budaya

Seni tradisional Buol mulai berkembang sejak akhir abad ke-19, salah satunya melalui pengenalan rebana oleh masyarakat Banjar.

Alat musik lokal seperti kulintang pipini dan kulintang gong menjadi ciri khas, sementara pengaruh Arab membawa alat musik gambus yang mengiringi tari Jepeng.


Masyarakat Buol juga menciptakan tarian tradisional seperti Balumba, yang sering ditampilkan dalam pernikahan dan festival seni.


Filosofi Kehidupan Suku Buol

Kehidupan Suku Buol dipandu oleh falsafah yang mendalam, seperti:

  • Tombunoepo muno dondoo mopokagun: Pemimpin harus memberi teladan.
  • Naipo Molrimbat agu diapo mongotoyo: Pentingnya bertani secara intensif.
  • Mongotoyopo muno dondoo monika: Kerja keras mendahului pernikahan.
  • Ponginduan muno akuni Panggoba dondoo mokareja: Mengutamakan kebersamaan sebelum bekerja.
  • Nai kapoi poili, nai kotigo tigogo, nai monobongo ato doyano: Hidup sederhana dan penuh etika.


Bahasa dan Kepercayaan

Bahasa Buol menjadi media komunikasi utama Suku Buol.  Sebagian besar masyarakatnya beragama Islam, yang memengaruhi kehidupan sosial dan budayanya.



Ekonomi dan Tradisi Gotong Royong

Masyarakat Buol mengandalkan bercocok tanam dengan hasil utama seperti kelapa, cengkeh, rotan, dan gula enau.

Tradisi gotong royong atau Mopalus menjadi bagian integral dalam pertanian mereka. Selain itu, tambang emas di Paleleh juga menjadi potensi ekonomi yang sudah dikenal sejak era kolonial.


Keindahan Pantai dan Wisata Alam

Kabupaten Buol memiliki pantai-pantai eksotis seperti Pantai Busak dan Lilito di Paleleh

Pemandangan yang menawan menjadikan pantai-pantai ini destinasi ideal untuk bersantai dan menikmati alam.


Ritual Adat Mongunom Manginano

Ritual pengobatan tradisional Mongunom Manginano masih dipraktikkan hingga kini.


Upacara ini melibatkan persembahan makanan seperti beras putih, merah, dan hitam, yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.


Kuliner Khas Suku Buol

Kuliner tradisional Buol menawarkan cita rasa autentik, seperti:

  • Boid: Hidangan berbahan dasar sagu.
  • Lyabulo: Olahan sagu dengan ikan atau daging.
  • Yanggadiang: Kudapansagu panggang dengan gula aren.
  • Yago: Sup daging dengan kelapa sangrai.


Penutup

Kabupaten Buol adalah perpaduan unik antara tradisi, alam, dan budaya yang menjadikannya salah satu permata tersembunyi di Sulawesi Tengah.

Dengan kekayaan sejarah, seni, dan kuliner, Buol menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi siapa pun yang mengunjunginya.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi keindahan dan keunikan Kabupaten Buol dalam perjalanan Anda berikutnya!

6Komentar

  1. Semoga bisa wisata ke sana ya
    Bisa kulineran
    Kalau di kampung saya umumnya atau mayoritas pertanian padi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sini banyak juga sawah tapi emang belum jadi sentra pangan

      Hapus
  2. Kulinernya unik2 yaaaa. Aku tertarik utk nyobain kalo nanti bisa kesana. Jadi tahu ttg kota buol ini mas, sejak baca blog mas yg ini. Kaya tradisi, wisata alam dan kuliner 👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, ini blog untuk kota Buol di Sulawesi Tengah

      Hapus
  3. Menarik ini sampa ada 11 kecamatan dengan bahasa Buol, penasaran pengen denger bahasa Buol Kak apalai kulinernya ini sama kayak papeda ga yah? krn Papeda kalau tidak salah berbahan dasar sagu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sini ada juga papeda mba, disebutnya Pupuyun. Bahan dasar emang dari sagu

      Hapus

Artikel Meta Info

Sedang memuat...

Sedang memuat...

© Copyright - Ensiklopedia Buol Rlipunoto
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.