TpOoGSY6TSz6GfM6TSGiGSAp

Slider

Pesta Megah di Rumah Residen Manado 1908: Kehormatan untuk Raja Buol Datu Alam Turungku

 
Ilustrasi adegan sejarah 1908 perjamuan makan malam oleh Residen Manado dengan Raja Buol dan rombongan
Gambar digenerate dengan AI
BuolPedia.web.id - Pesta Megah di Rumah Residen Manado: Kehormatan untuk Raja Buol Datu Alam Turungku

Pada tanggal 22 Agustus 1908, sebuah pesta besar diadakan di rumah Residen Manado yang penuh dengan kemegahan dan kehangatan.

Acara ini menjadi momen penting yang dihadiri oleh para bangsawan dan tokoh terkemuka dari berbagai daerah, termasuk Raja Buol saat itu, Datu Alam Turungku, beserta para pejabat kerajaan lainnya.

Konteks Sejarah: Plakat Panjang dan Hubungan dengan Belanda

Sejak tahun 1858, ketika Raja Muhammad Nur Aladin menandatangani Plakat Panjang, Kerajaan Buol resmi menyatakan tunduk pada kolonialisme Belanda.

Plakat ini menjadi simbol pengakuan politik dan ekonomi terhadap kekuasaan kolonial di kawasan Sulawesi Tengah.

Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, setiap raja yang memimpin Buol harus mendapatkan pengesahan resmi dari pemerintah Belanda, yang berpusat di Manado.

Hal ini juga berlaku pada Datu Alam Turungku, yang menjabat sebagai Raja Buol pada masa pesta megah ini diadakan.

Hubungan antara kerajaan Buol dan Belanda tidak hanya mencerminkan dinamika politik kolonial, tetapi juga menjadi penanda bagaimana budaya dan tradisi lokal beradaptasi dengan pengaruh kekuatan asing.



Kehadiran Raja Buol dan Para Bangsawan

Datu Alam Turungku hadir dalam acara tersebut bersama Presiden Raja dan Marsaoleh, beserta istri-istri mereka yang mengenakan pakaian adat kebangsawanan khas Buol.

Penampilan mereka mencerminkan identitas luhur masyarakat Buol di tengah keramaian pesta, sekaligus menunjukkan pentingnya posisi kerajaan tersebut di mata pemerintah kolonial.

Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh dan nyonya dari daerah setempat, termasuk pejabat-pejabat tinggi pemerintahan kolonial.

Kehadiran mereka mempertegas hubungan diplomatik yang harmonis antara wilayah Buol dan Belanda, yang saat itu mengatur kebijakan administratif wilayah dari Manado sebagai pusat kolonial.


Kemegahan Rumah Residen Manado

Meski dari luar rumah Residen Manado tampak sederhana dengan atap rendah, suasana di dalamnya memukau para tamu.

Interior rumah dirancang dengan apik, memberikan kenyamanan meskipun pesta tersebut dipadati oleh banyak undangan. Tata ruang yang rapi dan dekorasi yang elegan mencerminkan status sosial Residen Manado sebagai salah satu pejabat penting di kawasan ini.

Para tamu menikmati suasana yang hangat, penuh keramahan, dan tanpa kesan sempit meskipun pesta itu dihadiri oleh banyak orang. Rumah tersebut menjadi saksi malam penuh kemewahan dan kebersamaan.


Hidangan dan Jamuan yang Berkesan

Tuan dan Nyonya Residen dikenal sebagai penyelenggara pesta yang luar biasa. Hidangan yang disajikan, baik untuk jamuan besar maupun kecil, mendapatkan pujian dari para tamu. 

Mereka memastikan bahwa setiap orang merasa nyaman dan terlayani dengan baik sepanjang malam itu.

Harmoni dalam acara tersebut menunjukkan keahlian mereka sebagai tuan rumah yang memahami pentingnya jamuan sebagai sarana menjalin hubungan baik, baik dengan masyarakat lokal maupun para pemimpin daerah seperti Raja Buol.


Diplomasi dan Hubungan Antarbudaya

Pesta ini memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar acara sosial.

Kehadiran Datu Alam Turungku sebagai Raja Buol menunjukkan pengakuan pemerintah kolonial terhadap posisi strategis dan pentingnya kerajaan Buol dalam tatanan politik dan budaya di wilayah tersebut.

Sebagai salah satu kerajaan besar di Sulawesi Tengah, Buol memiliki pengaruh signifikan dalam perdagangan, budaya, dan politik di kawasan ini.

Meskipun kerajaan telah berada di bawah pengaruh kolonial sejak penandatanganan Plakat Panjang, acara seperti ini menjadi sarana untuk mempererat hubungan diplomatik antara kerajaan dan pemerintah kolonial.


Kesimpulan

Pesta besar di rumah Residen Manado pada 22 Agustus 1908 menjadi peristiwa bersejarah yang tak terlupakan.

Kehadiran Raja Buol, Datu Alam Turungku, dan para pejabat kerajaan lainnya membawa nuansa budaya yang kuat, sekaligus memperlihatkan harmoni antara tradisi lokal dan pengaruh kolonial.

Sebagai bagian dari sejarah Buol dan Sulawesi Tengah, pesta ini mencerminkan hubungan diplomasi, budaya, dan sosial antara Kerajaan Buol dan Belanda.

Di bawah pengaruh Plakat Panjang, kerajaan Buol memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan hubungan harmonis di kawasan tersebut hingga awal pendudukan Jepang.


Sumber:
Diolah dari arsip Soerat Chabar Mihanasa Tjehaya Sijang 1 September 1908 -
https://khastara.perpusnas.go.id/uploads/opac/223068_Q161_Tjehaja_Sijang_1908_09_01_001.pdf

0Komentar

Artikel Meta Info

Sedang memuat...

Sedang memuat...

© Copyright - Ensiklopedia Buol Rlipunoto
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.