Legenda dan Fakta: Pertarungan Melawan Buaya di Buol dari 1916 ke Masa Kini
Beberapa waktu lalu, warga Desa Inalatan, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, dibuat heboh setelah berhasil menangkap seekor buaya besar di sekitar aliran sungai.
Buaya itu disebut sering muncul dan meresahkan warga yang beraktivitas di tepian sungai.
Kejadian ini mengingatkan kembali pada kisah legendaris dari masa lampau, tentang Petroes, seorang warga Buol yang dikenal karena keberaniannya bertarung melawan buaya di awal abad ke-20.
Buol dan Sungai-Sungainya yang Legendaris
Buol dikenal sebagai wilayah yang dikelilingi sungai-sungai besar. Sungai-sungai ini menjadi sumber kehidupan masyarakat — untuk mandi, mencuci, hingga mencari ikan — namun sekaligus menyimpan bahaya, terutama dari hewan buas seperti buaya muara.
Sejak dulu, buaya memang menjadi bagian dari kisah rakyat Buol, sering dianggap makhluk penjaga sungai atau pertanda tertentu dalam kepercayaan lokal.
Kisah Heroik Petroes Tahun 1916
| Arsip Soerat Chabar Mihanasa Tjehaya Sijang 1 januari 1917 |
Berdasarkan arsip lama Soerat Chabar Mihanasa Tjehaya Sijang edisi 1 Januari 1917, tertulis kisah tentang seorang warga Buol bernama Petroes yang berhadapan langsung dengan seekor buaya raksasa di sungai dekat kampungnya.
Pada suatu sore, ketika sedang menyeberangi sungai untuk menebar jala, seekor buaya tiba-tiba muncul dan menyerangnya. Tanpa senjata memadai, Petroes hanya bersenjatakan bambu dan sebilah pisau kecil.
Ia berjuang sekuat tenaga, berulang kali menyelam dan muncul ke permukaan, melawan cengkraman kuat sang buaya. Warga yang mendengar teriakan segera datang membantu, dan setelah perjuangan sengit, buaya itu masih berhasil kabur.
Petroes selamat, meski tubuhnya penuh luka. Namun keberaniannya menjadi legenda yang diceritakan turun-temurun di kampung Buol. Banyak yang menyebutnya sebagai simbol keteguhan dan keberanian orang Buol menghadapi tantangan alam.
Petroes selamat, meski tubuhnya penuh luka. Namun keberaniannya menjadi legenda yang diceritakan turun-temurun di kampung Buol. Banyak yang menyebutnya sebagai simbol keteguhan dan keberanian orang Buol menghadapi tantangan alam.
Empat hari kemudian di lokasi tersebut warga Buol menemukan buaya yang besar seperti pohon kelapa dengan satu kakinya buntung.
Dari Masa ke Masa: Sungai dan Manusia
Kini, lebih dari seabad kemudian, kisah seperti Petroes seolah terulang kembali. Sungai di Buol masih menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, dan buaya masih menjadi pengingat bahwa manusia harus selalu menghormati alam tempat mereka bergantung.
Warga Inalatan yang baru-baru ini berhasil menangkap buaya besar tidak hanya menandakan keberanian, tetapi juga kesadaran kolektif untuk menjaga keselamatan lingkungan mereka.
Pemerintah daerah pun terus mengimbau agar masyarakat berhati-hati saat beraktivitas di sekitar sungai dan segera melapor jika melihat buaya berkeliaran.
Warisan Keberanian Orang Buol
Kisah Petroes bukan sekadar catatan sejarah — ia adalah potret karakter masyarakat Buol yang berani, pantang menyerah, dan menghormati kekuatan alam.
Dari sungai yang sama, generasi demi generasi terus tumbuh dengan semangat yang sama: bertahan hidup, saling melindungi, dan menjaga keseimbangan dengan alam sekitar.

artikel yang sangat bermanfaat, terimakasih sudah berbagi ya kak
BalasHapus