TpOoGSY6TSz6GfM6TSGiGSAp

Slider

Fatrisia Ain: Anak Buol Pertama yang Suarakan Keadilan di Forum PBB

 

Tidak banyak yang menyangka, seorang perempuan muda dari desa pelosok di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, kini mampu berdiri sejajar dengan para diplomat, akademisi, hingga aktivis dunia. 

Dialah Fatrisia Ain, putri Buol pertama yang berhasil menyuarakan aspirasi masyarakat di forum bergengsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dari Buol ke Panggung Dunia

Fatrisia lahir dan besar di tengah kehidupan masyarakat yang jauh dari hiruk-pikuk pusat politik, di Kabupaten Buol yang sangat jauh dari ibu kota provinsi bahkan ibu kota negeri ini.

Akar kehidupannya melekat pada perjuangan petani, perempuan, dan komunitas adat yang setiap hari berhadapan dengan persoalan agraria, lingkungan, dan ketidakadilan sosial.

Pengalaman hidup inilah yang membentuk idealismenya: membawa suara desa ke ruang global. 

Baginya, isu-isu besar seperti bisnis dan hak asasi manusia tidak boleh hanya diputuskan di meja rapat internasional tanpa mendengar realitas masyarakat di lapangan.


Profil dan Pengalaman

Selain sebagai aktivis, Fatrisia juga memiliki rekam jejak yang kuat dalam gerakan masyarakat sipil:

  • Executive Director Jaringan JAGA DECA (Nov 2024 – sekarang)
Sebuah organisasi masyarakat sipil (CSO) di Sulawesi Tengah yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan dengan menjunjung prinsip Hak Asasi Manusia, perlindungan perempuan dan anak, pengakuan masyarakat lokal dan adat, serta keberlanjutan lingkungan.

  • Spokesperson Forum Petani Plasma Buol (FPPB) (Sep 2021 – sekarang)
Sebagai juru bicara, Fatrisia memperjuangkan hak-hak petani plasma di Buol, yang kerap berhadapan dengan konflik agraria dan kebijakan yang tidak berpihak.

Peran-peran ini menunjukkan bahwa perjuangannya tidak hanya di forum internasional, melainkan juga langsung bersentuhan dengan realitas masyarakat di tingkat lokal.


Suara Buol di Forum PBB

Pada Forum Responsible Business and Human Rights (RBHR) PBB 2025 di Bangkok, Fatrisia tampil sebagai pembicara.



Ia dengan lantang menyuarakan pengalaman nyata masyarakat kecil—petani yang kehilangan lahan, perempuan yang termarjinalkan, hingga masyarakat adat yang kerap diabaikan.

Dalam forum internasional tersebut, ia menegaskan bahwa berbagai kebijakan dan regulasi global sering kali tidak sampai menyentuh desa-desa di pelosok, karena prosesnya cenderung top-down tanpa partisipasi bermakna dari masyarakat terdampak.


Idealisme yang Diperjuangkan

Fatrisia Ain membawa misi yang jelas:
  • Keadilan untuk masyarakat desa – agar suara mereka didengar dalam setiap kebijakan global.
  • Perlindungan terhadap pembela HAM – melawan intimidasi, kriminalisasi, dan gugatan SLAPP yang sering dialami aktivis lokal.
  • Bisnis yang beretika – menuntut perusahaan menghormati hak asasi manusia, bukan sekadar mengejar keuntungan.

Dengan idealisme ini, Fatrisia membuktikan bahwa anak dari pelosok Sulawesi Tengah mampu berdiri tegak di panggung dunia, membawa suara rakyat kecil ke meja perundingan internasional.


Inspirasi bagi Generasi Muda Buol

Kehadiran Fatrisia di forum PBB menjadi bukti bahwa keterbatasan geografis bukan penghalang untuk berkarya.

Ia menjadi inspirasi bagi generasi muda Buol bahwa perjuangan dari desa kecil sekalipun bisa bergema di tingkat global, selama ada keberanian dan komitmen untuk memperjuangkan kebenaran.


Diolah dari:
  • https://www.linkedin.com/posts/forum-asia_reportlaunch-bizhumanrights-accountability-activity-7373967378029883392-scEZ
  • https://id.linkedin.com/in/fatrisia-ain-60593328b?trk=public_post-text

0Komentar

Artikel Meta Info

Sedang memuat...

Sedang memuat...

© Copyright - Ensiklopedia Buol Rlipunoto
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.