BuolPedia.web.id - Persoalan batas wilayah Kabupaten Buol di sisi timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo hingga kini belum menemukan titik akhir.
Sengketa ini bukanlah persoalan baru; ia merupakan warisan sejarah panjang, bahkan bisa ditelusuri hingga masa kolonial Belanda, ketika kekuasaan lokal banyak dikerdilkan melalui kebijakan dan peta yang tidak selalu berpihak.
Salah satu tonggak penting dalam memahami akar persoalan ini adalah peta buatan pemerintah kolonial Belanda tahun 1919.
Dari sanalah kita bisa melihat betapa luasnya wilayah Buol dahulu—sebelum perlahan menyusut dan mengalami perubahan batas administratif yang berdampak hingga kini.
Kisah Datu Mula: Raja Buol Yang Wafat Dalam Pengasingan Belanda
Peta Belanda Tahun 1919
Jika merujuk peta Belanda tahun 1919 kita dapat melihat batas wilayah Buol saat itu. Peta ini berjudul Schetskaart Noord- en Midden-Celebes (Peta sketsa Sulawesi Utara dan Tengah) dengan Skala: 1:500.000.
Peta ini dibuat berdasarkan data dari berbagai sumber, termasuk kapten, insinyur, dan ahli geologi seperti R. Boonstra van Heerdt, L. Weber, dan E.C. Abendanon. Tanggal pembaruan terakhir yaitu 31 Maret 1919.
![]() |
Gambar 1. Batas wilayah Buol dalam Peta Sulawesi Utara - Tengah tahun 1919 Sumber: https://catalogue.nla.gov.au/ |
Jika diperbesar dan difokuskan pada wilayah Buol (dulu tertulis sebagai "Bwool"), terlihat jelas bahwa wilayahnya menjangkau lebih ke timur dibandingkan batas administratif saat ini, seperti terlihat di bawah ini.
![]() |
Gambar 2. Wilayah Buol berdasarkan Peta 1919 |
Peta Administrasi Buol Saat Ini
Sebagai pembanding, inilah peta administrasi Kabupaten Buol saat ini berdasarkan dokumen resmi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sulawesi Tengah.
![]() |
Gambar 3. Peta administasi Kabupaten Buol saat ini https://sulteng.bpk.go.id/ |
Ketika peta lama (1919) kita overlay atau tumpang susun dengan peta administratif modern, terlihat adanya pergeseran batas yang cukup signifikan. Sebagian wilayah Buol yang dahulu merupakan bagian sah dari kabupaten ini, kini telah masuk ke wilayah administratif Provinsi Gorontalo.
Area berwarna biru muda menunjukkan wilayah Buol berdasarkan peta 1919 yang kini sudah tidak termasuk lagi, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
![]() |
Hasil overlay - terdapat area (warna biru muda) yang merupakan wilayah Buol pada zaman dulu namun saat ini sudah masuk ke wilayah lain (Gorontalo) |
Berapa Luas Wilayah Buol yang Hilang
Luar area warna biru yang merupakan wilayah Buol yang hilang tersebut dapat kita hitung menggunakan bantuan Google earth. Hasilnya seperti ini.![]() |
Estimasi perhitungan luas wilayah Buol yang hilang |
Dengan bantuan Google Earth, estimasi kasar luas wilayah yang dulu termasuk Buol tapi kini berada di luar batas administratifnya diperkirakan mencapai sekitar 24.571 hektare (Ha) atau setara 245,71 km².
Sebagai perbandingan:
- Luas Kecamatan Biau, pusat pemerintahan Kabupaten Buol saat ini, hanya sekitar 21.700 Ha (217 km²).
- Artinya, wilayah yang “hilang” ini lebih luas dari pusat ibu kota kabupaten itu sendiri.
Tentu saja, angka ini hanyalah estimasi awal. Diperlukan penelitian lanjutan, pemetaan geospasial profesional, dan kajian sejarah yang lebih dalam untuk mendapatkan kesimpulan yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan akademik.
Kesimpulan
Kasus sengketa batas wilayah seperti yang terjadi di Buol adalah contoh nyata bagaimana peta kolonial dan intervensi sejarah masa lalu masih membayangi kebijakan masa kini.
Peninjauan ulang atas data spasial dan sejarah perlu dilakukan secara serius dan transparan oleh semua pihak—baik pemerintah daerah, pusat, maupun masyarakat adat.
Dengan merujuk kembali pada data historis seperti peta Belanda 1919, kita tidak hanya membuka kembali lembaran sejarah, tapi juga memberi peluang untuk mengoreksi kondisi saat ini.
Rupanya wilayah Buol bisa dirunut ke peta masa Belanda itu ya Mas.
BalasHapusBagaimana upaya yang dilakukan pemda Buol saat ini terhadap wilayah yang masuk ke Gorontalo?
Semoga kedepan ada perkembangan baik bagi Buol.
Salam,