TpOoGSY6TSz6GfM6TSGiGSAp

Slider

Residen Belanda Inspeksi ke Buol Pasca Serangan Syarif Mansyur ke Benteng Belanda

Van Musschenbroek, Residen Belanda yang berkunjung ke Buol
Gambar: http://www.musschenbroek.nl/famtree.htm
BuolPedia.web.id - Berdasarkan catatan Belanda, seorang Residen di Manado pernah berkunjung ke Kerajaan Buol pada tahun 1875.

Pada saat itu, Kerajaan Buol memang sudah berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda. 

Penundukan ini secara resmi dimulai sejak penandatanganan Kontrak Panjang 528 pada 15 Agustus 1858 oleh Raja Buol saat itu, Lahadung, yang bergelar Muhammad Nur Aladin.

Melalui kontrak ini, Kerajaan Buol secara de jure menjadi bagian dari sistem kolonial Belanda.

Namun, ketundukan administratif ini tidak selalu berarti ketaatan penuh dari rakyat Buol.

Sebaliknya, semangat perlawanan terhadap dominasi kolonial terus membara di berbagai wilayah, termasuk dari tokoh perlawanan bernama Syarif Mansyur.

Serangan Syarif Mansyur ke Benteng Nieuw Amsterdam, Manado

Awal Serangan: 26 Agustus 1875

Pada pagi hari tanggal 26 Agustus 1875, tiga kapal dari Buol merapat di pelabuhan Manado. Pasukan yang dibawa adalah pengikut Syarif Mansyur.

Mereka mengenakan pakaian serba putih, ikat kepala putih, dan bersenjata tombak, tameng, serta klewang—senjata tradisional khas masyarakat Buol.

Sebelum mendarat, pasukan ini berdoa memohon perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Setelah itu, mereka langsung menuju Benteng Nieuw Amsterdam, markas utama militer Belanda di Manado. Kota yang semula tenang pun berubah menjadi medan pertempuran.


Aksi Simbolik Perlawanan Kolonial

Pasukan Syarif Mansyur tidak hanya menyerang benteng, tetapi juga kantor-kantor pemerintah kolonial dan rumah-rumah Belanda.

Mereka menghancurkan simbol-simbol kekuasaan asing. Ini bukan sekadar penyerangan fisik, tetapi bentuk nyata penolakan terhadap dominasi kolonialisme Belanda.


Keberanian dan Nilai Kemanusiaan

Salah satu momen paling menyentuh adalah saat pasukan Syarif Mansyur tiba di kediaman Residen Belanda.

Target mereka sebenarnya adalah Residen sebelumnya, Mr. Petrus van der Crab. Namun, mereka mendapatkan informasi bahwa yang ada di rumah hanyalah istri dan anak-anak Residen.

Atas dasar nilai-nilai kemanusiaan, pasukan Buol memutuskan tidak melanjutkan serangan ke rumah tersebut. Ini membuktikan bahwa perjuangan mereka bukan semata dilandasi kemarahan, tetapi juga oleh prinsip moral dan etika lokal.



Siapa Syarif Mansyur?

Syarif Mansyur adalah seorang tokoh keturunan Arab yang lahir dan besar di wilayah Buol. Ia dikenal sebagai seorang muslim yang taat dan karismatik.

Karena kecewa terhadap pemerintahan kolonial dan penguasa lokal yang dianggap patuh pada Belanda, ia memutuskan untuk bergerak secara independen.

Gerakan Syarif Mansyur menyatukan rakyat yang lelah dengan sistem penjajahan. Ia membuktikan bahwa wilayah sekecil Buol pun memiliki keberanian untuk menentang kekuatan besar seperti Hindia Belanda.



Van Musschenbroek, Residen Manado yang Menanggapi Perlawanan Buol

Diangkat Menjadi Residen pada Februari 1875

Van Musschenbroek resmi diangkat sebagai Residen Manado pada Februari 1875. Ia tiba di Manado pada pertengahan Mei dan segera memulai inspeksi wilayah kekuasaannya di seluruh Minahasa, Bolaang Mongondow, hingga Teluk Tomini.

Dalam waktu kurang dari satu tahun, ia melakukan beberapa perjalanan penting ke daerah-daerah yang dilaporkan mengalami gejolak akibat pengaruh perlawanan lokal, termasuk Buol.


Kunjungan ke Buol

Setelah peristiwa serangan Syarif Mansyur pada akhir Agustus, Van Musschenbroek memutuskan untuk melakukan inspeksi langsung ke Buol pada sekitar bulan September hingga awal Oktober 1875.

Kunjungan ini penting karena menunjukkan bagaimana pemerintah kolonial memandang serius gerakan perlawanan lokal yang muncul dari wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan.

Setelah berkonsultasi dengan Gubernur Celebes dan mendapat bala bantuan dari kapal uap Bangka yang membawa pasukan militer, ia memutuskan untuk tidak menunggu bantuan tambahan dari Batavia, dan langsung menuju Buol untuk melakukan inspeksi.

Perjalanan ini menjadi bagian dari ekspedisi besar yang dilakukan Van Musschenbroek di sepanjang pantai utara Sulawesi.

Saat tiba di Buol, ia disambut oleh Raja Turumbu, yang juga dikenal dengan julukan Taa Meraji dan memerintah sejak sekitar tahun 1864 hingga 1890.

Dalam pertemuan tersebut, sang Raja mengonfirmasi laporan dari Kepala Jaksa mengenai kondisi politik yang genting pasca serangan Syarif Mansyur.


Pengamatan Langsung ke Kampung Paleleh

Salah satu tempat penting yang dikunjungi Van Musschenbroek adalah kampung Paleleh, pusat kekuatan Syarif Mansyur.


Kampung ini telah ditinggalkan oleh penduduknya dan dibakar oleh loyalis kerajaan untuk mencegah pasukan Syarif kembali menguasainya.

Menurut catatan pegiat sejarawan Buol, pembakaran kampung Syarif Mansyur justru dilakukan oleh pasukan Belanda yang mengejar dan mencari sisa-sisa pendukung Syarif Mansyur.

Atas kejadian ini Raja Buol meminta ganti rugi kepada Belanda yang kemudian membangun kembali kampung tersebut.

~Dhawan Matoka
Van Musschenbroek juga berbicara langsung dengan Sjarief Ali, ayah dari Syarif Mansyur.

Beliau datang untuk mendapatkan informasi tentang putranya.

Residen Manado tersebut mengkonfirmasi bahwa Syarif Mansyur telah tewas dalam perlawanannya di Manado.

Setelah memastikan situasi Buol telah kondusif dan tahu bahwa Syarif Ali, masih menjadi figur keagamaan yang disegani di Buol, Van Musschenbroek kembali ke Manado.


Kesimpulan: Semangat Perlawanan Masyarakat Buol Tak Pernah Padam

Peristiwa perlawanan Syarif Mansyur dan inspeksi Van Musschenbroek ke Buol menjadi bukti bahwa wilayah-wilayah "pinggiran" seperti Buol memiliki peran penting dalam sejarah anti-kolonialisme di Sulawesi Tengah.

Meskipun berada di bawah tekanan politik melalui kontrak panjang dan kehadiran militer, semangat perlawanan rakyat Buol tidak pernah padam.

Dari Paleleh hingga Manado, keberanian Syarif Mansyur dan pengikutnya menjadi warisan penting bagi generasi penerus dalam memahami arti sejati dari kemerdekaan.

Ingin tahu lebih banyak tentang sejarah Buol dan tokoh-tokoh perlawanan lokal?
Kunjungi terus Buolpedia.web.id untuk artikel-artikel sejarah, budaya, dan tokoh inspiratif dari Sulawesi Tengah.


Sumber:
Google Books: Prof. P. J. VETH.(Slot.) (Overgedrukt uit het Tijdschrift van het Nederlandsch Aardrijkskundig Genootschap.)

1Komentar

Artikel Meta Info

Sedang memuat...

Sedang memuat...

© Copyright - Ensiklopedia Buol Rlipunoto
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.